Tuesday, April 24, 2012

KONSEP SAHAM


BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada semua makhluk yang ada di atas muka bumi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Teori portofolio dan teori pasar modal sebelumnya hanya merupakan konsumsi kaum akademik, sedangkan manajer keuangan tidak memiliki minat atau tidak menyadari keberadaan teori tersebut. Namun situasi ini telah berubah seiring dengan bertambahnya sarjana yang memasuki profesi pengelolaan uang. Saat ini, manajer keuangan bersifat terbuka terhadap teori ini dan seringkali turut memberikan kontribusi pemikiran bagi teori tersebut.
Teori portofolio merupakan  pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka membentuk portofolio.
       Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya. Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian
Untuk lebih mempermudah dalam memahami makalah ini, kami memfokuskan pembahasan tetang teori portofolio ini pada tiga sub pembahasan atau tiga rumusan masalah; yaitu
1.      Beberapa Konsep Saham
2.      Mengukur Return dari Portofolio
3.      Diversifikasi Portofolio
Mataram, 29 Juni 2011
                                 
                                 Penulis                 

                            ZUL FADLI

BAB II
PEMBAHASAN

  1. BEBERAPA KONSEP SAHAM
Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan.[1] Ketika seorang memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki.
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap dipertahankan atau ditngkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan, sebenarnya seorang itu bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi yang dibeli adalah masa depan perusahaan. [2]
Dengan kata lain, seorang itu membeli prospek perusahaan. Kalau prospek perusahaan membaik harga saham tersbut akan meningkat. Memiliki saham berarti memiliki perusahaan. Penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham adalah pembagian dividen ditambah dengan kenaikan harag saham tersebut ( capital gains ) dengan demikian, dipandang dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik saham menjadi lebih tidak pasti. Hal ini disebabkan karena pembayaran dividen sendiri akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak pasti.[3]
Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk sham ( stock ). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa ( commen stock ). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan dengan saham preferen ( preferred stock ). Saham preferren mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferren yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti seperti  yang dimiliki oleh saham biasa[4].
Kalau dilihat dari paparan di atas bahwa saham itu ada dua macam yaitu :
  1. saham biasa ( common stock ). Yaitu surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan.[5]
Dengan kata lain bahwa saham biasa dapat diartikan dengan bila perusahaan mengeluarkan satu kelas saham saja biasanya sajam biasa yang memiliki hak bagi pemegangnya. Hak yang dimaksud adalah hak control, hak dividen, hak preemptive, dan treasury stock.
  1. Saham Preferen, yaitu merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi ( bnd ) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen prefere. Seperti saham biasa, dalam hal likuiditas. Klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang bond.
Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda. Yaitu[6]
  1. suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, akan tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.
  2. nilai buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai buku perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya.
  3. nilai pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga saham gabungan ( IHSG ).
  4. nilai fundamental/nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.
  1. MENGUKUR RETURN DARI PORTOFOLIO
Mengukur return dan resiko untuk sekuritas memang penting, tetapi bagi manajer portofolio, return dan resiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan. Bagaimanapun juga menghitung return dan resiko untuk sekuritas tunggal juga berguna karena nilai-nilai tersebut untuk digunakan untuk menghitung retrn dan resiko portofolio. Return realisasi dan return ekspetasi dari portofolio  merupakan rata-rata tertimbang return dari return-return seluruh sekuritas tunggal. Sksn tetapi risiko portofolio tidak harus sama dengan rata-rata tertimbang risiko-risiko dari seluruh sekuritas tunggal. Resiko bahkan dapat lebih kecil dari rata-rata tertimbang resiko masing-masing sekuritas tunggal[7].
Yang dimaksud dengan sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal ( yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut ) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.[8] Yang masuk pada jenis sekuritas adalah obligasi, saham, dan instrumen jangkan pendek.
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa return portofolio dibagi menjadi dua macam, yaitu ;
    • Return Realisasi.
Return Realisasi adalah rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.
Return Realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut ;
Rp =

Notasi :
Rp       =  return realisasi porofolio
Wi       = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
Ri        = return realisasi dari sekuritas ke i
n          = jumlah dari sekuritas tunggal
    • Return Ekspektesi
Return ekspektasi adalah rata-rata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.
E ( Rp )   =
Notasi :
E ( Rp) = return ekspektasi dari portofolio
Wi       = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
E (Ri)  = return ekspektasi dari sekuritas ke i,
N         = jumlah dari sekuritas tunggal.

Contoh ;
Sebuah portofolio terdiri dari 3 macam sekuritas dengan proporsi yang sama, yaitu masing-masing 1/3 bagian. Return-return yang diekspektasi di masa mendatang untuk masing-masing sekuritas adalah untuk skuritas pertama sebesar 15% skuritas kedua sebesar 18% dan sekuritas ketiga sebesar 21%. Besarnya return ekspektasi portofolio adalah :
E (Rp)             =
            = 1/3.15% + 1/3. 18% +1/3.21%
            = 18%
Return dari portofolio dapat ditulis dengan persamaan
Rp,t       =
Di mana ;
            N = banyaknya aset dalam portofolio
            Rp,t = return aset ke-i pada periode ke-t
            Wi = besarnya komposisi atau proporsi aset ke-i dalam portofolio iw

           
  1. DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentuka portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa pengorbanan pengembalian yang dihasilkan. Ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh investor. Beberapa investor melakukan diversifikasi portofolio dengan jalan memasukkan berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada, seperti saham, obligasi, dan real estat. Para investor yang menghususkan diri dalam satu kelompok aktiva misanya saham, juga menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud dengan diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi portofolio harus terdiri dari saham banyak perusahaan.
·                               Diversifikasi Naif
Strategi diversifikasi naïf dicapai pada saat investor melakukan investasi pada sejumlah saham yang berbeda atau kelompok aktiva yang berbeda dan berharap bahwa varians dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil.
Sebagai contoh, aturan penginvestasian saham terkenal menyatakan bahwa portofolio seharusnya didiversifikasi pada berbagai industri yang berbeda. Diversifikasi naïf berhubungan erat dengan praktik yang oleh Francis dan Alexander (1986) disebut dengan ‘penataan interior keuangan’. Menurut pendekatan ini, konsultan investasi berusaha merancang suatu portofolio yang sesuai dengan ‘kepribadian keuangan’ investor. Menurut Francis dan Alexander, asumsi pada penataan interior keuangan adalah bahwa jenis investor tertentu memiliki persyaratan investasi tertentu pula yang dapat dipenuhi dengan jalan merancang portofolio yang sesuai.
·           Diversifikasi Markowitz
Strategi diversifikasi Markowitz terutama berhubungan dengan tingkat kovarians antara pengembalian aktiva dalam portofolio. Kontribusi utama dari jenis diversifikasi ini adalah formulasi risiko aktiva dalam hal portofolio aktiva, bukan risiko aktiva secara sendiri-sendiri. Diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna, dengan tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian Diversifikasi Markowitz berbeda dari diversifikasi naïf dan lebih efektif karena diversifikasi ini berusaha mempertahankan pengembalian yang ada, dan mengurangi risiko melalui analisis kovarians antara pengembalian aktiva. Diversifikasi Markowitz dan pentingnya korelasi aktiva dapat diilustrasikan melalui contoh portofolio dua aktiva. Pertama, akan ditunjukkan hubungan umum antara risiko yang diharapkan dari portofolio dua aktiva dan korelasi pengembalian dari aktiva dalam portofolio. Selanjtnya akan dilihat pengaruh penggabungan aktiva dengan korelasi yang berbeda terhadap risiko portofolio
·      Diversifikasi Rendom
Diversifikasi secara Rendom merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti return dari sekuritas itu sendiri, investor hanya memilih sekuritas secara acak.  Efek dari pemilihan sekuritas secara acak terhadap resiko portofolio diteliti oleh Fama ( 1976 ).
Para pemodal melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin mengurangi resiko yang mereka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut, deviasi standar portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang sejauh koefisien korelasi antar saham yang membentuk portofolio tersebut lebih kecil dari satu. Semakin rendah koefesien korelasi maka semakin efektif penurunan deviasi standar. Resiko yang dapat di-diversifikasikan adalah risiko yang tidak sistimatis atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan.diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima.




BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, pemakalah dapat mengambil beberapa konklusi  di antaranya
*      Teori portofolio merupakan  pendekatan investasi
*      Saham merupakan bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan Ketika seorang memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki.
*      Mengukur return dan resiko untuk sekuritas memang penting, tetapi bagi manajer portofolio, return dan resiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan.
*      Diversifikasi portofolio merupaakan pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa pengorbanan pengembalian yang dihasilkan
*      Diversifikasi dibagi tiga yaitu Diversifikasi Naif Diversifikasi Markowitz Diversifikasi Rendom


  


DAFTAR PUSTAKA

Joko Salim.”Cara Gampang Bermain saham”. Jakarta. Visimedia. 2010
Dr. Suad Husnan. “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas” Yogyakarta. UPP AMP YKPN.1998
Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.2000
Robbert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia, 1997
Dyah Ratih Sulistyastuti. “ Saham & Obligasi, Ringkasan teori dan Soal Jawab”. Yogyakarta. Atma Jaya.2002
Dr. Harmono, “Manajemen Keuangan”. Jakarta. PT Bumi Aksara. 2009



[1] Joko Salim.”Cara Gampang Bermain saham”. Jakarta. Visimedia. 2010. hl 5
[2] Ibid. Hl.6
[3] Dr. Suad Husnan. “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas” Yogyakarta. UPP AMP YKPN.1998 hl.11-12
[4] Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.2000. H. 67
[5] Robbert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia, 1997. hl. 6,2.
[6] Dyah Ratih Sulistyastuti. “ Saham & Obligasi, Ringkasan teori dan Soal Jawab”. Yogyakarta. Atma Jaya.2002. hl. 1-2
[7] Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.2000. H. 141
[8] Dr. Suad Husnan. “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas” Yogyakarta. UPP AMP YKPN.1998 hl.11

1 comments:

Unknown said...

Pada umumnya, perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. pojokinvestasi.com