Analisis Finansial 3
Definisi/Pengertian
Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal, Instrumen Serta Penjelasannya
A. Arti Definisi / Pengertian
Kebijakan Moneter (Monetary Policy)
Kebijakan
Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan
harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Pengaturan
jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif /
Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang edar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif /
Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu).
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan
menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market
Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount
Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve
Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib.Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib.Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
B. Arti Definisi / Pengertian
Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)
Kebijakan Fiskal adalah suatu
kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi
lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.Kebijakan
ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun
kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja
pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari
sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan
meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan
pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri
secara umum.
Kebijakan Anggaran / Politik
Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget)
/ Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget)
/ Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced
Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
A. Laporan
keuangan
Adalah
dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.Laporan
keuangan adalah laporan yang disusun oleh perusahaan (koperasi) untuk satu
periode (tahun) tertentu.
Umumnya terdiri dari :
1. Laporan
Neraca
2. Laporan
Rugi-Laba
3. Laporan-lainya
Analisis
Laporan Keuangan
Analisis
terhadap laporan yang telah dibuat oleh perusahaan (koperasi). Sehingga
diketahui tingkat profitabilitas, tingkat risiko dan tingkat kesehatan
perusahaan (koperasi).Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan sehingga
bisa ditentukan apa rencana ke depan yang akan dilakukan perusahaan.
Pentingnya
Laporan Keuangan
Untuk
mengetahui :
1. Kondisi
keuangan Perusahaan
2. Perkembangan
usaha perusahan
Tujuan
Analisis
Memberikan
informasi bagi pihak-pihak dalam pengambilan keputusan :
1.
Manajemen Perusahaan
2.
Investor
3.
Pemberi Kredit (Bank)
4.
Suplier
5.
Pemerintah
6.
Pemilik Perusahaan
(Anggota)
Tujuan
Umum
Memberikan
informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya sekarang
atau masa yang akan datang untuk membuat keputusan investasi,pemberian kredit,
dan keputusan lainnya yang rasional.
Mengetahui
Perkembangan perusahaan.
Mengetahui
Kondisi keuangan perusahaan
Mengetahui
Posisi Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas perusahaan.
MACAM
LAPORAN KEUANGAN
Ada
3 macam Laporan Keuangan yang Pokok
1.
Neraca
Neraca
adalah Laporan yang menunjukan posisi Aktiva (Asset, Harta) , Hutang
(Kewajiban) dan Modal suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Misal
pada tanggal 31 des… 30 juni….
HARTA
= HUTANG + MODAL
2.
Laporan Rugi Laba
(Perhitungan Hasil Usaha)
Laporan
Rugi-Laba adalah Laporan yang menunjukan pendapatan dan biaya-biaya selama
periode tertentu.
Misal
satu tahun, 6 bulan, 3 bulan.
Isi
laporan Rugi-laba : Pendapatan, Biaya, Laba atau Rugi.
Isi
Neraca : Harta, Hutang dan
Modal
3.
Laporan Aliran Kas
Laporan Pendukung :
·
Laporan Laba ditahan
·
Laporan Perubahan Modal
sendiri (Ekuitas)
Keterbatasan
laporan keuangan
1. Laporan
keuangan dibuat secara periodik (interim report)
2. Angka
dalam lap.keu kelihatanya pasti dan tepat tetapisebenarnya dasar penyusunannya
dengan standar nilai yang mungkin berbeda dan berubah.
3. Masalah
purchasing power (daya beli) uang yang semakin menurun.
4. Laporan
keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi keuangan perudahaan. Misal : reputasi, kontrak kerja , kemampuan
manajemen
Analisis Pembandingan
Untuk
mengetahui kemajuan ,perkembangan keuangan perusahaan biasanya dilakukan
pembandingan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan :
1.
Rasio Industri
2.
Rasio perusahaan lain
yang sejenis
3.
Rasio perusahaan
sendiri masa yang lalu
4.
Analisis Trend rasio
perusahaan
CONTOH
NERACA
PT ABC 31 DES 2008
AKTIVA
|
|
PASSIVA
|
|
KAS
|
2.540,-
|
HUTANG
DAGANG
|
Rp
9.721,-
|
SURAT
BERHARGA
|
1.800,-
|
HUTANG
WESEL
|
8.500,-
|
PIUTANG
|
18.320,-
|
HUTANG
PAJAK
|
3.200,-
|
PERSEDIAAN
|
27.530,-
|
HUTANG
GAJI
|
4.102,-
|
TOTAL
AKT LANCAR
|
50.190,-
|
TOTAL
HT LANCAR
|
25.523,-
|
|
|
TOTAL
HT JK PANJG
|
22.000,-
|
BANGUNAN
|
43100,-
|
MODAL
SAHAM
|
13.000,-
|
AKUM.DEPRESIASI
|
(11.400,-)
|
CAPITAL
SURPLUS
|
10.000,-
|
TOTAL
AKT TETAP
|
31.700,-
|
LABA
DITAHAN
|
11.367,-
|
|
|
TOTAL
MOD SENDR
|
34.367
|
TOTAL
AKTIVA
|
81.890,-
|
TOTAL
PASSIVA
|
81.890,-
|
LAPORAN
RUGI-LABA PT ABC 2008
PENJUALAN
BERSIH
|
Rp 112.760,-
|
|
HARGA
POKOK PENJUALAN
|
85.300,-
|
|
LABA
KOTOR
|
27.460,-
|
|
BIAYA
PEMASARAN
|
RP
6.540,-
|
|
BIAYA
ADM +UMUM
|
9.400,-
|
|
BIAYA
OPERASI
|
15.940,-
|
|
LABA
SBL BUNGA+PAJAK
|
11.520
|
|
BUNGA
HUTANG
|
3.160,-
|
|
LABA
SBLM PAJAK
|
8.360,-
|
|
PAJAK
|
4.013,-
|
|
LABA
BERSIH
|
4.347,-
|
|
PEMBAYARAN
DEVIDE
|
2.800,-
|
|
LABA
DITAHAN
|
1.547,-
|
RASIO
|
PERHITUNGAN
|
HASIL
|
|
LIKUIDITAS
|
|||
CURRENT RATIO
|
50.190/25.533
|
196 %
|
|
QUICK RATIO
|
(50190-27530)/25.533
|
88 %
|
|
AKTIVITAS
|
PERPUTARAN
PIUTANG
|
112 760/18 320
|
6,15 x
|
PERIODE
PENGUMPLN
|
360 / 6,15
|
58 HARI
|
|
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
|
85 300/ 27 530
|
3,16 x
|
|
PERSEDIAAN DI
GUDANG
|
360 /3,16
|
115 HARI
|
|
PPERPUTARAN
AKTIVA TETAP
|
112 760 /31
700
|
3,56 x
|
|
PERPUTARAN
TOTAL AKTV
|
112 760
/81.890
|
1,38 x
|
|
LEVERAGE
|
DEBT RATIO
|
47.523 / 81
890
|
58,03 %
|
|
DEBT TO EQUITY
RATIO
|
47 523 / 34
367
|
138,28 %
|
PROFITABILTS
|
GROSS PROFIT
MARGIN
|
27 460 /112
760
|
24,35 %
|
NET PROFIT
MARGN
|
4 347 / 112
760
|
3,86 %
|
|
R O I
|
4 347 / 81 890
|
5,31 %
|
|
R O E
|
4 347 / 34 367
|
12,65 %
|
|
RENTABLTS
EKONOMIS
|
11 520 / 81
890
|
14,07 %
|
ANALISIS
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN
Perusahaan mempunyai tujuan utama, yaitu: meningkatkan
kesejahteraan bagi pemilik (pemegang saham) perusahaan, atau meningkatkan harta
pemilik perusahaan. Untuk mencapainya, dilakukan melalui kegiatan usaha,
sedangkan kegiatan usaha perusahaan, mempunyai tujuan utama, yaitu: memperoleh
keuntungan maksimum.
Untuk mengetahui tingkat pencapain tujuan perusahaan waktu yang lalu, prospek perusahaan waktu yang akan datang, serta beberapa permasalahan dan hambatan perusahaan, maka secara periodic perusahaan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai atau diperoleh, dengan menggunakan instrument, yaitu: Analisis Laporan Keuangan.
Penilaian kinerja keuangan dilakukan melalui analisis laporan keuangan, untuk itu diperlukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan agar perusahaan dapat mengetahui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki serta untuk mengetahui apakah perusahaan berkembang , bertahan atau mengalami kegagalan. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, ada beberapa teknik dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang biasa dipergunakan oleh perusahaan diantaranya :
Untuk mengetahui tingkat pencapain tujuan perusahaan waktu yang lalu, prospek perusahaan waktu yang akan datang, serta beberapa permasalahan dan hambatan perusahaan, maka secara periodic perusahaan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai atau diperoleh, dengan menggunakan instrument, yaitu: Analisis Laporan Keuangan.
Penilaian kinerja keuangan dilakukan melalui analisis laporan keuangan, untuk itu diperlukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan agar perusahaan dapat mengetahui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki serta untuk mengetahui apakah perusahaan berkembang , bertahan atau mengalami kegagalan. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, ada beberapa teknik dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang biasa dipergunakan oleh perusahaan diantaranya :
1. Analisis perbandingan (Comparative
Analysis)
Analisis Perbandingan dipergunakan
untuk mengetahui perubahan masing-masing unsur laporan keuangan selama 2 atau 3
periode.Apakah menunjukkan perubahan yang menguntungkan atau perubahan yang
kurang menguntungkan.
2. Analisis prosentase per-komponen
(Commonsize Analysis)
Analisis prosentase per-komponen
dipergunakan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur laporan keuangan dalam
suatu periode yang dinyatakan dengan nilai relative (%). Suatu neraca yang
disusun dalam prosentase per-komponen dapat memberikan informasi tentang
komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang
posisi relative aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar, struktur modal
(komposisi pasiva), dapat memberikan gambaran mengenai posisi relative hutang
perusahaan terhadap modal sendiri.
Laporan Laba Rugi yang disusun dalam
prosentase per-komponen (Commonsize percentage) dapat menggambarkan
distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya
dan laba. Sementara apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan
perubahan distribusi tersebut.
3. Analisis Trend
Analisis Trend dipergunakan untuk
mengetahui perkembangan masing-masing unsur laporan keuangan dalam beberapa
periode. Dengan menganalisis laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari 3
tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan
maupun hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan apakah
menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
4. Analisis Rasio
a. Rasio Likuiditas Jangka Pendek
(Short-term Liquidity Analysis)
Analisis rasio likuiditas jangka pendek dipergunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
Adapun rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis adalah Working Capital
Ratio, Current Ratio, Quick Ratio, Inventory Turnover, Days in Inventory,
Account Receivable Turnover, Days in Account Receivable, Account Payable
Turnover, Days in Account payable.
b. Rasio Kinerja Operasi (Operating
Performance Ratio)
Rasio Kinerja Operasi (Operating Performance Ratio)
dipergunakan untuk mengetahui kemampulabaan atau kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui pendapatan yang diterima perusahaan dari aktivitas
operasinya pada suatu periode tertentu. Adapun rasio yang digunakan untuk
analisis adalah Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit
Margin, Rasio Harga Pokok Penjualan terhadap penjualan dan biaya usaha terhadap
penjualan dan Earning Per Share.
c. Rasio Pemanfaatan Aktiva
(Assets`Utilization ratio)
Rasio Pemanfaatan Aktiva (Assets Utilization Ratio). Rasio
ini dipergunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan aktiva
dalam rangka memperoleh penghasilan tersebut. Adapun rasio yang dapat digunakan
untuk analisis adalah Total Assets Turnover, Working Capital Turnover, Fixed
Assets Turnover, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
d. Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratio)
Analisis aliran Dana.
Rasio Struktur Modal dipergunakan untuk mengetahui perimbangan sumber dana jangka panjang yang dimiliki perusahaan, antara Hutang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri. Dapat juga dikatakan bahwa Struktur Modal adalah perimbangan Total Hutang Jangka Panjang terhadap Total Ekuitas. Beberapa rasio yang dipergunakan untuk mengukur struktur modal adalah: Total Debt to Total Capital , Total Debt to Total Equity, Long-term Debt to Total Capital, Long-term Debt to Total Equity.
Adapun mekanisme Analisis Keuangan adalah : menyiapkan Laporan Keuangan, Menghitung dan menganalisis Laporan Keuangan, Menterjemahkan atau mengartikan hasil perhitungan dan pengambilan keputusan atau implementasi manajemen.
Rasio Struktur Modal dipergunakan untuk mengetahui perimbangan sumber dana jangka panjang yang dimiliki perusahaan, antara Hutang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri. Dapat juga dikatakan bahwa Struktur Modal adalah perimbangan Total Hutang Jangka Panjang terhadap Total Ekuitas. Beberapa rasio yang dipergunakan untuk mengukur struktur modal adalah: Total Debt to Total Capital , Total Debt to Total Equity, Long-term Debt to Total Capital, Long-term Debt to Total Equity.
Adapun mekanisme Analisis Keuangan adalah : menyiapkan Laporan Keuangan, Menghitung dan menganalisis Laporan Keuangan, Menterjemahkan atau mengartikan hasil perhitungan dan pengambilan keputusan atau implementasi manajemen.
Teknik Analisa Data
Langkah-langkah dalam menentukan
nilai Economic Value Added (EVA)
sebagai berikut:
1.
Menghitung
Biaya Hutang/ Cost of Capital (COC)
a) Hutang
sebelum pajak
C + (M-NVd)/ n
Kd =
(M + NVd)/ 2
atau
Beban Bunga
Kd=
Hutang Jangka
Panjang
b) Hutang
setelah pajak
ki
= kd (1 – T)
Keterangan:
ki =
Biaya utang setelah pajak
kd =
Biaya utang sebelum pajak
T = Tarif
pajak
2.
Biaya
Modal Saham Biasa (Cost of Equity)
ks
= Rf + β (Rm
– Rf)
Keterangan:
ks
= Biaya laba ditahan
Rf =
Tingkat pengembalian bebas risiko
β = beta,
pengukuran sistematis sah
Rm = Tingkat pengembalian saham
Dengan tingkat fortofolio pasar ( Rm )
yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IHSG t – IHSG t-1
Rm, t =
IHSG t-1
(Jogiyanto)
Keterangan:
Rm =Tingkat pengembalian
yang diharapkan pasar
IHSG t = Harga penutupan IHSG akhir hari
transaksi bulan ini
IHSG t-1 = Harga penutupan IHSG akhir bulan
lalu
Perhitungan beta ( β ) dilakukan dengan pendekatan
regresi yaitu:
n Σ XY – Σ X Σ Y
β =
n Σ X2 – ( Σ X ) 2
Keterangan:
X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (indeks
pasar)
Y = Tingkat keuntungan saham
3.
Menghitung
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
WACC
= Wd .kd(1 – T) + Ws . Ks
Keterangan:
WACC = Biaya
modal rata-rata tertimbang
Wd = Proporsi hutang dalam struktur modal
kd = Biaya hutang (cost of debt)
Ws = Proporsi saham biasa dalam struktur
modal
Ks = Tingkat pengembalian yang diinginkan investor
4.
Menghitung
EVA
EVA
= NOPAT – COC
Keterangan:
NOPAT = EBIT – Beban Pajak
COC =
Biaya Modal
EBIT =
Laba operasi sebelum pajak
REFRENSI
Drs, Jumingan,
SE., M.M,. M.Si, Analisis Laporan Keuangan, PT. Bumi Aksara ; Jakarta
Fadly-vousaime.blogspot.com
Wikipedia.com
Bu
indrawati.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment