SOSIOLOGI EKONOMI
A.
Pengertan dan
Ruang Lingkup
Untuk mengetahui pengertian dari sosiologi ekonomi, sebaiknya kita
menjabarkannya satu persatu. Untuk memberi batasan suatu kajian ilmu, biasanya
para ilmuwan membuat pengertian atau definisi. Setiap ilmuwan mempunyai
definisi yang berbeda-beda, seperti halnya dalam merumuskan definisi dari
sosiologi. David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White, Sosiologi merupakan
studi sistematik tentang interaksi sosial manusia, lebih mengedepankan pada
hubungan-hubungan dan pola-pola interaksi. Untuk bisa memahami definisi itu
terlebih dahulu mengetahui batasan interaksi sosial. Interaksi sosial itu
adalah suatu tindakan timbal balik antara dua orang atau lebih melalui suatu
kontak dan komunikasi. Contoh, apabila ada seseorang melempar batu di sungai
(disebut tindakan) dengan tujuan agar temannya yang berada di seberang sungai
melihat dia berada disana, hal ini merupakan salah satu contoh dari tindakan
sosial. Paul
B. Horton dan Chester L. Hunt, Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat. Masyarakat mempunyai pengertian
sendiri, menurut Horton dan Hunt (1987:59) masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama di suatu
wilayah, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatannya
dalam kelompok tersebut. Sedangkan menurut Peter L.Berger, masyarakat merupakan
suatu keseluruhan kompleks hubungan yang luas sifatnya, yaitu bagian-bagian
yang membentuk kesatuan. Ekonomi merupakan usaha masyarakat
dalam mengelola sumberdaya yang langka melalui suatu pembuatan kebijaksanaan
dan pelaksanaannya. Sehingga dapat didefinisikan bahwa Sosiologi Ekonomi merupakan
pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi. Pendekatan
sosiologis meliputi konsep-konsep, variabel-variabel, teori-teori, dan metode
yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk
kompleksitas aktifitas yang berkaitan dengan ekonomi, yaitu produksi,
distribusi dan konsumsi. Adapun peletak dari fondasi sosiologi ekonomi adalah :
1.
Karl Marx (1818-1883), dimana
karyanya adalah The Economic and Philosophical Manuscript of 1844, The
Communist Manifesto (1848), dan A Contribution to The Critique of Political
Economy (1859).
2.
Max Weber (1864-1920), salah
satu karyanya adalah The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism. Bahwa
ketelitian yang khusus, perhitungan dan kerja keras dari Bisnis Barat didorong
oleh perkembangan etika protestan yang muncul pada abad ke-16 dan digerakkan
oleh doktrin Calvinisme (doktrin tentang takdir).
3.
Emile Durkheim (1858-1917), studinya
tentang The Division of Labor in Society (1893) sangat mempengaruhi
perkembangan pemikiran sosiologi ekonomi. Baginya pembagian kerja merupakan
sarana utama bagi penciptaan kohesi dan solidaritas dalam masyarakat modern.
4.
Joseph Schumpeter (1883-1950),
karyanya adalah History of Analysis (1854) tentang bagaimana orang bertingkah
laku pada waktu tertentu dan apa pengaruhnya, dan Capitalism, Socialism and
Domocracy (1942) tentang kapitalisme yang mengalami keruntuhan secara perlahan
dan digantikan oleh sosialisme.
5.
Karl Polanyi (1886-1964),
karyanya adalah The Great Transformation (1994) tentang evolusi histories
mentalitas pasar dan Trade and Market in the Early Empires (1957) tentang
hubungan masyarakat dan ekonomi dalam masyarakat primitif.
6.
Talcott Parsons (1902-1979) dan Neil J. Smelser. Salah satu bukunya adalah The structure of Social Action (1937) yang
mencoba mensintesis beberapa pemikiran dari Pareto, Marshal, dan Weber.
Menurutnya ekonomi merupakan salah satu dari beberapa subsistem masyarakat.
Sosiologi dewasa ini mengalami perkembangan, konsekuensinya adalah
adanya pembagian kerja baru antara sosiologi dan ekonomi. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa pemikiran, mulai dari Sosiologi pilihan rasional oleh Hirschman,
Sosio-Ekonomi oleh Amitai Etzioni, PSA-Ekonomi (Psikologi, Sosiologi dan
Antropologi) oleh George Akerlof, Biaya Transaksi Ekonomi oleh Oliver
Williamson dan Sosiologi Ekonomi baru oleh Horisson White dan murid-muridnya di
Universitas Harvard.
B.
Pendekatan
Sosiologis tentang Ekonomi
Titik tolak analisis ekonomi adalah individu. Pendekatan individu dalam
analisis ekonomi berakar dari Ulititarianisme
(yaitu mengasumsikan bahwa individu adalah makhluk yang rasional) dan ekonomi
politik inggris yang dibangun di atas prinsip laissez faire, Laissez Passer (biarkan individu
mengatur dirinya, karena individu tahu yang dimauinya). Aktor dalam ekonomi
berarti seseorang yang mengetahui apa yang dia mau karena dia mampu berpikir
rasional. Namun dalam sosiologi memandang aktor sebagai kesatuan yang dikonstruksi
secara sosial, yaitu aktor dalam interaksi dan aktor dalam masyarakat. Menurut
Weber tindakan ekonomi itu dapat berupa rasionol, tradisional, dan
spekulatif-irrasional.
1.
Rasional, dimana individu mempertimbangkan alat yang tersedia untuk mencapai tujuan
yang ada.
2.
Tradisional, dimana bersumber dari tradisi atau konvensi.
3.
Spekulatif-irrasional, yaitu tindakan yang berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan
instrumen yang ada dengan tujuan yang hendak dicapai.
Tindakan rasional antara ekonomi berbeda dengan sosiologi, dalam ekonomi menganggap rasionalitas sebagai asumsi, sedangkan
sosiologi menganggapnya sebagai variebel. Dalam sosiologi-ekonomi selalu
memusatkan perhatiannya pada analisis sosiologis terhadap proses ekonomi,
analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi dari masarakat,
dan studi tentang perubahan institusi dan paremeter budaya yang menjadi konteks
bagi landasan ekonomi dari masyarakat.
Terdapat beberapa teori tentang pendeketan, diantaranya adalah :
1.
Teori Struktural Fungsional,
asumsi teori ini berupa :
a.
Setiap
masyarakat terdiri dari berbagai elemen yany terstruktur secara relative mantap
dan stabil.
b.
Elemen-elemen
terstruktur tersebut teringrasi dengan baik.
c.
Setiap elemen
dalam struktur mempunyai fungsi, yait memberikan sumbangan pada bertahannya
struktur itu sebagai suatu system.
2.
Teori Struktural Konflik, asumsi
dari teori ini berupa :
a.
Setiap
masyarakat dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan (perubahan social
terdapat dimana-mana).
b.
Setiap
masyarakat, dalam setiap hal, memperlihatkan pertikaian dan konflik (konflik social
terdapat dimana-mana).
c.
Setiap elemen
dalam suatu masyarakat menyumbang dusintegrasi dan perubahan.
d.
Setiap
masyarakat didasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya atas orang lain.
3.
Teori Interaksionisme Simbolis,
asumsi teori ini berupa :
a.
Manusia
adalah makhluk yang mampu menciptakan dan menggunakan symbol.
b.
Manusia
menggunakan symbol untuk saling berinteraksi.
c.
Manusia
berkomunikasi melalui pengambilan peran (role taking).
d.
Masyarakat
terbentuk, bertahan, dan berubah berdasarkan kemampuan manusia untuk berpikir,
untuk mendefinisikan, untuk melakukan refleksi diri dan untuk melakukan
evaluasi.
4.
Teori pertukaran, asumsi teori
ini berupa :
a.
Manusia
adalah makhluk yang rasionol, dia memperhitungkan untung dan rugi.
b.
Perilaku
pertukaran social terjadi apabila perilaku tersebut berorientasi pada
tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai melelui interaksi dengan orang lain dan
perilaku it harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan
tersebut.
c.
Transaksi-transaksi
pertukaran terjadi hanya apabila pihak yang terlibat memperoleh keuntungan dari
pertukaran itu.
Kegiatan ekonomi terbagi menjadi tiga, yaitu produksi, distribusi, dan
konsumsi. Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max
Weber memandang bahwa produksi merupakan proses yang diorganisasi
secara sosial di mana barang dan jasa diciptakan. Dalam kehidupan manusia
produksi mengalami perkembangan, mulai dari masyarakat Prakapitalis, masyarakat
Kapitalis, dan masyarakat Pascakapitalis. Para
ahli ekonomi klasik menjelaskan bahwa Distribusi
merupakan alokasi nilai-nilai langka yang dikaitkan dengan pertukaran sosial.
Distribusi itu sendiri dapat berupa Resiprositas (hubungan timbal balik
antar individu atau kelompok), Redistribusi (gerakan appropriasi
kearah pusat kemudian dari pusat didistribusikan kembali), Pertukaran (distribusi
yang dilakukan melelui pasar). Dan yang terakhir adalah konsumsi, Menurut Don Slater Konsumsi merupakan
proses dimana manusia dan actor social dengan apa yang berhubungan dengan
sesuatu yang dapat memuaskan mereka. Maka konsumsi mengacu pada seluruh
aktivitas sosial yang orang lakukan sehingga bias dipakai untuk mencirikan dan
mengenali mereka di samping apa yang mereka lakukan untuk hidup. Dalam masyarakat
prakapitalis, konsumsi ini digunakan sebagai pembeda antarankehidupan profane
dan kehidupan suci, sebagai identitas, dan sebagai stratifikasi social.
C.
Keterlekatan,
Jaringan, Kepercayaan
Keterlekatan merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara social
dan melekat dalam jaringan social personal yang sedang berlangsung diantara
para aktor. Adapun bentuk-bentuk keterlekatan adalah, satu Relasional,
mempunyai pengertian seperti yang di atas, dua Struktural, yaitu keterlekatan
yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang lebih luas.
Jaringan sosial merupakan hubungan antar individu yang memiliki makna
subyektif yang berhubungan atau dikaitkan dengan sesuatu sebagai simpul dan
ikatan. Jaringan mempunyai tingkatan, yaitu : jaringan Mikro (jaringan yang
selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari), jaringan Meso (hubungan yang
dibangun para actor dengan dan atau di dalam kelompok sehingga terbentuk suatu
ikatan), dan jaringan makro (terbentuk dari ikatan dua kelompok atau lebih).
Kepercayaan, menurut Giddens kepercayaan pada dasarnya terikat, bukan
pada risiko , namun pada berbagai kemungkinan. Kepercayaan mempunyai suatu
lingkungan, yaitu :
1.
Masyarakat
pramodern, terbagi kedalam 4 lingkungan, yaitu hubungan kekerabatan, komunitas
masyarakat lokal, kosmologi religious, dan tradisi. Contohnya adalah masyarakat
pada suku terasing.
2.
Masyarakat
modern, tedapat 3 lingkungan yang dapat menimbulkan kepercayaan, yaitu sistem
abstrak, relasi personal, dan orientasi masa depan. Contohnya adalah masyarakat
pada masa sekarang ini.
D.
Kapital
Marx memandang kapital sebagai suatu bentuk investasi yang diharapkan
meraup keuntungan dalam pasar. Sedangkan capital social merupakan investasi
sosial seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma serta kemampuan
menggerakkan dalam stuktur hubungan sosial untuk mencapai tujuan individu ata
kelompoksecara efisien dan efektif dengan kapital yang lainnya. Kapital budaya
merupakan kepemilikan kompetensi atau pengetahuan kultural yang menuntun selera
bernilai budaya dan pola-pola konsumsi tertentu yang dilembagakan dalam bentuk
kualifakasi pendidikan. Sedangkan kapital simbolik merupakan suatu bentuk
kapital yang terwujud dalam prestise, ststus, otoritas dan kehormatan social
yang berasal dari keterampilan mengatur symbol sosial.
E.
Kesimpulan
Sosiologi ekonomi merupakan pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi. Hal ini terbagi kedalam 3 kegiatan, dimulai dari kegiatan produksi (menciptakan), kegiatan distribusi (menyalurkan), dan kegiatan konsumsi (menggunakan atau menghabiskan). Dalam sosiologi terdapat beberapa kajian, yaitu keterlekatan, jaringan, kepercayaan (trust) maupun kapital.
Sosiologi ekonomi merupakan pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi. Hal ini terbagi kedalam 3 kegiatan, dimulai dari kegiatan produksi (menciptakan), kegiatan distribusi (menyalurkan), dan kegiatan konsumsi (menggunakan atau menghabiskan). Dalam sosiologi terdapat beberapa kajian, yaitu keterlekatan, jaringan, kepercayaan (trust) maupun kapital.
0 comments:
Post a Comment