Wednesday, May 9, 2012

,

Definisi/Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal, Instrumen Serta Penjelasannya


Analisis Finansial 3
Definisi/Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal, Instrumen Serta Penjelasannya
A. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.      Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
2.      Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1.      Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib.Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
B. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

A.    Laporan keuangan
Adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.Laporan keuangan adalah laporan yang disusun oleh perusahaan (koperasi) untuk satu periode (tahun) tertentu.
Umumnya terdiri dari :
1.      Laporan Neraca
2.      Laporan Rugi-Laba
3.      Laporan-lainya
Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan yang telah dibuat oleh perusahaan (koperasi). Sehingga diketahui tingkat profitabilitas, tingkat risiko dan tingkat kesehatan perusahaan (koperasi).Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan sehingga bisa ditentukan apa rencana ke depan yang akan dilakukan perusahaan.
Pentingnya Laporan Keuangan
            Untuk mengetahui :
1.      Kondisi keuangan Perusahaan
2.      Perkembangan usaha perusahan
Tujuan Analisis
Memberikan informasi bagi pihak-pihak dalam pengambilan keputusan :
1.      Manajemen Perusahaan
2.      Investor
3.      Pemberi Kredit (Bank)
4.      Suplier
5.      Pemerintah
6.      Pemilik Perusahaan (Anggota)



Tujuan Umum
  Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya sekarang atau masa yang akan datang untuk membuat keputusan investasi,pemberian kredit, dan keputusan lainnya yang rasional.
  Mengetahui Perkembangan perusahaan.
  Mengetahui Kondisi keuangan perusahaan
  Mengetahui Posisi Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas perusahaan.
MACAM LAPORAN KEUANGAN
Ada 3 macam  Laporan Keuangan yang Pokok
1.      Neraca
Neraca adalah Laporan yang menunjukan posisi Aktiva (Asset, Harta) , Hutang (Kewajiban) dan Modal suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Misal pada tanggal 31 des… 30 juni….
HARTA = HUTANG + MODAL
2.      Laporan Rugi Laba (Perhitungan Hasil Usaha)
Laporan Rugi-Laba adalah Laporan yang menunjukan pendapatan dan biaya-biaya selama periode tertentu.
Misal satu tahun, 6 bulan, 3 bulan.
Isi laporan Rugi-laba : Pendapatan, Biaya, Laba atau Rugi.
Isi Neraca              : Harta, Hutang dan Modal
3.      Laporan Aliran Kas
 Laporan Pendukung :
·         Laporan Laba ditahan
·         Laporan Perubahan Modal sendiri (Ekuitas)
Keterbatasan laporan keuangan
1.      Laporan keuangan dibuat secara periodik (interim report)
2.      Angka dalam lap.keu kelihatanya pasti dan tepat tetapisebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda dan berubah.
3.      Masalah purchasing power (daya beli) uang yang semakin menurun.
4.      Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi keuangan perudahaan. Misal : reputasi, kontrak kerja , kemampuan manajemen
Analisis Pembandingan
Untuk mengetahui kemajuan ,perkembangan keuangan perusahaan biasanya dilakukan pembandingan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan :
1.      Rasio Industri
2.      Rasio perusahaan lain yang sejenis
3.      Rasio perusahaan sendiri masa yang lalu
4.      Analisis Trend rasio perusahaan
CONTOH
NERACA PT ABC 31 DES 2008
AKTIVA

PASSIVA

KAS
 2.540,-
HUTANG DAGANG
Rp 9.721,-
SURAT BERHARGA
1.800,-
HUTANG WESEL
8.500,-
PIUTANG
18.320,-
HUTANG PAJAK
3.200,-
PERSEDIAAN
27.530,-
HUTANG GAJI
4.102,-
TOTAL AKT LANCAR
50.190,-
TOTAL HT LANCAR
25.523,-


TOTAL HT JK PANJG
22.000,-
BANGUNAN
43100,-
MODAL SAHAM
13.000,-
AKUM.DEPRESIASI
(11.400,-)
CAPITAL SURPLUS
10.000,-
TOTAL AKT TETAP
31.700,-
LABA DITAHAN
11.367,-


TOTAL MOD SENDR
34.367
TOTAL AKTIVA
81.890,-
TOTAL PASSIVA
81.890,-


LAPORAN RUGI-LABA PT ABC 2008
PENJUALAN BERSIH
Rp 112.760,-
HARGA POKOK PENJUALAN
         85.300,-
LABA KOTOR
         27.460,-
BIAYA PEMASARAN
RP 6.540,-
BIAYA ADM +UMUM
9.400,-
BIAYA OPERASI
           15.940,-
LABA SBL BUNGA+PAJAK
           11.520
BUNGA HUTANG
              3.160,-
LABA SBLM PAJAK
              8.360,-
PAJAK
              4.013,-
LABA BERSIH
              4.347,-
PEMBAYARAN DEVIDE
              2.800,-
LABA DITAHAN
              1.547,-

RASIO
PERHITUNGAN
HASIL
LIKUIDITAS
CURRENT RATIO
50.190/25.533
196 %
QUICK RATIO
(50190-27530)/25.533
88 %
AKTIVITAS
PERPUTARAN PIUTANG
112 760/18 320
6,15 x
PERIODE PENGUMPLN
360 / 6,15
58 HARI
PERPUTARAN PERSEDIAAN
85 300/ 27 530
3,16 x
PERSEDIAAN DI GUDANG
360 /3,16
115 HARI
PPERPUTARAN AKTIVA TETAP
112 760 /31 700
3,56 x
PERPUTARAN TOTAL AKTV
112 760 /81.890
1,38 x
LEVERAGE
DEBT RATIO
47.523 / 81 890
58,03 %
      
DEBT TO EQUITY RATIO
47 523 / 34 367
138,28 %
PROFITABILTS
GROSS PROFIT MARGIN
27 460 /112 760
24,35 %
NET PROFIT MARGN
4 347 / 112 760
3,86 %
R O I
4 347 / 81 890
5,31 %
R O E
4 347 / 34 367
12,65 %
RENTABLTS EKONOMIS
11 520 / 81 890
14,07 %
ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN
Perusahaan mempunyai tujuan utama, yaitu: meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik (pemegang saham) perusahaan, atau meningkatkan harta pemilik perusahaan. Untuk mencapainya, dilakukan melalui kegiatan usaha, sedangkan kegiatan usaha perusahaan, mempunyai tujuan utama, yaitu: memperoleh keuntungan maksimum.
Untuk mengetahui tingkat pencapain tujuan perusahaan waktu yang lalu, prospek perusahaan waktu yang akan datang, serta beberapa permasalahan dan hambatan perusahaan, maka secara periodic perusahaan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai atau diperoleh, dengan menggunakan instrument, yaitu: Analisis Laporan Keuangan.
            Penilaian kinerja keuangan dilakukan melalui analisis laporan keuangan, untuk itu diperlukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan agar perusahaan dapat mengetahui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki serta untuk mengetahui apakah perusahaan berkembang , bertahan atau mengalami kegagalan. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, ada beberapa teknik dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang biasa dipergunakan oleh perusahaan diantaranya :
1.      Analisis perbandingan (Comparative Analysis)
Analisis Perbandingan dipergunakan untuk mengetahui perubahan masing-masing unsur laporan keuangan selama 2 atau 3 periode.Apakah menunjukkan perubahan yang menguntungkan atau perubahan yang kurang menguntungkan.
2.      Analisis prosentase per-komponen (Commonsize Analysis)
Analisis prosentase per-komponen dipergunakan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur laporan keuangan dalam suatu periode yang dinyatakan dengan nilai relative (%). Suatu neraca yang disusun dalam prosentase per-komponen dapat memberikan informasi tentang komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relative aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar, struktur modal (komposisi pasiva), dapat memberikan gambaran mengenai posisi relative hutang perusahaan terhadap modal sendiri.
Laporan Laba Rugi yang disusun dalam prosentase per-komponen (Commonsize percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Sementara apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut.
3.      Analisis Trend
Analisis Trend dipergunakan untuk mengetahui perkembangan masing-masing unsur laporan keuangan dalam beberapa periode. Dengan menganalisis laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari 3 tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan maupun hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
4.      Analisis Rasio
a.       Rasio Likuiditas Jangka Pendek (Short-term Liquidity Analysis)
Analisis rasio likuiditas jangka pendek dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Adapun rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis adalah Working Capital Ratio, Current Ratio, Quick Ratio, Inventory Turnover, Days in Inventory, Account Receivable Turnover, Days in Account Receivable, Account Payable Turnover, Days in Account payable.
b.      Rasio Kinerja Operasi (Operating Performance Ratio)
Rasio Kinerja Operasi (Operating Performance Ratio) dipergunakan untuk mengetahui kemampulabaan atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pendapatan yang diterima perusahaan dari aktivitas operasinya pada suatu periode tertentu. Adapun rasio yang digunakan untuk analisis adalah Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Rasio Harga Pokok Penjualan terhadap penjualan dan biaya usaha terhadap penjualan dan Earning Per Share.
c.       Rasio Pemanfaatan Aktiva (Assets`Utilization ratio)
Rasio Pemanfaatan Aktiva (Assets Utilization Ratio). Rasio ini dipergunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan aktiva dalam rangka memperoleh penghasilan tersebut. Adapun rasio yang dapat digunakan untuk analisis adalah Total Assets Turnover, Working Capital Turnover, Fixed Assets Turnover, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
d.       Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratio) Analisis aliran Dana.         
Rasio Struktur Modal dipergunakan untuk mengetahui perimbangan sumber dana jangka panjang yang dimiliki perusahaan, antara Hutang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri. Dapat juga dikatakan bahwa Struktur Modal adalah perimbangan Total Hutang Jangka Panjang terhadap Total Ekuitas. Beberapa rasio yang dipergunakan untuk mengukur struktur modal adalah: Total Debt to Total Capital , Total Debt to Total Equity, Long-term Debt to Total Capital, Long-term Debt to Total Equity.            
            Adapun mekanisme Analisis Keuangan adalah : menyiapkan Laporan Keuangan, Menghitung dan menganalisis Laporan Keuangan, Menterjemahkan atau mengartikan hasil perhitungan dan pengambilan keputusan atau implementasi manajemen.
Teknik Analisa Data
Langkah-langkah dalam menentukan nilai Economic Value Added (EVA) sebagai berikut:
1.      Menghitung Biaya Hutang/ Cost of Capital (COC)
a)      Hutang sebelum pajak
      C + (M-NVd)/ n
Kd =
        (M + NVd)/ 2
atau
  Beban Bunga
Kd=
Hutang Jangka Panjang

b)      Hutang setelah pajak
ki =  kd (1 – T)
Keterangan:
ki    = Biaya utang setelah pajak
kd    = Biaya utang sebelum pajak
T    = Tarif pajak
2.      Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Equity)
ks =  Rf  +  β (Rm – Rf)

Keterangan:
ks  = Biaya laba ditahan
R= Tingkat pengembalian bebas risiko
β   = beta, pengukuran sistematis sah
Rm = Tingkat pengembalian saham



Dengan tingkat fortofolio pasar ( Rm ) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
              IHSG t – IHSG t-1
Rm, t  =
                                               IHSG t-1
                                (Jogiyanto)
Keterangan:
 Rm                  =Tingkat pengembalian yang diharapkan pasar
 IHSG t        = Harga penutupan IHSG akhir hari transaksi bulan ini
 IHSG t-1     = Harga penutupan IHSG akhir bulan lalu
Perhitungan beta ( β ) dilakukan dengan pendekatan regresi yaitu:
n Σ XY – Σ X Σ Y
β =
n Σ X2 – ( Σ X ) 2
      Keterangan:
X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (indeks pasar)
Y = Tingkat keuntungan saham
3.      Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
WACC = Wd .kd(1 – T) + Ws . Ks

Keterangan:
WACC  = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = Proporsi hutang dalam struktur modal
kd           = Biaya hutang (cost of debt)
Ws         = Proporsi saham biasa dalam struktur modal
Ks          = Tingkat  pengembalian yang diinginkan investor

4.      Menghitung EVA
EVA = NOPAT – COC
Keterangan:
NOPAT = EBIT – Beban Pajak  
COC      = Biaya Modal
EBIT      = Laba operasi sebelum pajak

REFRENSI
Drs, Jumingan, SE., M.M,. M.Si, Analisis Laporan Keuangan, PT. Bumi Aksara ; Jakarta
Fadly-vousaime.blogspot.com
Wikipedia.com
Bu indrawati.blogspot.com


0 comments: