BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji hanya milik
Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada semua makhluk
yang ada di atas muka bumi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Teori portofolio dan teori pasar modal sebelumnya
hanya merupakan konsumsi kaum
akademik, sedangkan manajer keuangan tidak memiliki minat atau tidak menyadari keberadaan teori tersebut. Namun situasi ini
telah berubah seiring dengan bertambahnya sarjana yang
memasuki profesi pengelolaan uang. Saat ini, manajer
keuangan bersifat terbuka terhadap teori ini dan seringkali turut memberikan kontribusi pemikiran bagi teori tersebut.
Teori portofolio merupakan
pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M.
Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah
memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio
berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang
diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz
menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang
efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah
jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan
pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut (“Harry Max
Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan
diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas,
dengan kata lain mereka membentuk portofolio.
Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya. Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya. Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa
tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu,
teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian
Untuk lebih mempermudah
dalam memahami makalah ini, kami memfokuskan pembahasan tetang teori portofolio
ini pada tiga sub pembahasan atau tiga rumusan masalah; yaitu
1. Beberapa Konsep Saham
2. Mengukur Return dari Portofolio
3. Diversifikasi Portofolio
Mataram, 29
Juni 2011
Penulis
ZUL FADLI
BAB II
PEMBAHASAN
- BEBERAPA KONSEP SAHAM
Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan.[1]
Ketika seorang memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki
perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar
saham yang kita miliki.
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada
masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu
tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian
diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap
dipertahankan atau ditngkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan. Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan,
sebenarnya seorang itu bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi
yang dibeli adalah masa depan perusahaan. [2]
Dengan kata lain, seorang itu membeli prospek perusahaan.
Kalau prospek
perusahaan membaik harga saham tersbut akan meningkat. Memiliki saham berarti
memiliki perusahaan. Penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham adalah
pembagian dividen ditambah dengan kenaikan harag saham tersebut ( capital gains ) dengan demikian,
dipandang dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik saham menjadi lebih
tidak pasti. Hal ini disebabkan karena pembayaran dividen sendiri akan
dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak pasti.[3]
Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk sham ( stock
). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
disebut dengan saham biasa ( commen stock ). Untuk menarik investor
potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari
saham, yaitu yang disebut dengan dengan saham preferen ( preferred stock ).
Saham preferren mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak
prioritas dari saham preferren yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak
terhdap aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya
tidak mempunyai hak veto seperti seperti
yang dimiliki oleh saham biasa[4].
Kalau dilihat
dari paparan di atas bahwa saham itu ada dua macam yaitu :
- saham biasa ( common stock ). Yaitu surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan.[5]
Dengan kata lain bahwa
saham biasa dapat diartikan dengan bila perusahaan mengeluarkan satu kelas
saham saja biasanya sajam biasa yang memiliki hak bagi pemegangnya. Hak yang
dimaksud adalah hak control, hak dividen, hak preemptive, dan treasury
stock.
- Saham Preferen, yaitu merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi ( bnd ) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen prefere. Seperti saham biasa, dalam hal likuiditas. Klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang bond.
Nilai suatu
saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda.
Yaitu[6]
- suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, akan tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.
- nilai buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai buku perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya.
- nilai pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga saham gabungan ( IHSG ).
- nilai fundamental/nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.
- MENGUKUR RETURN DARI PORTOFOLIO
Mengukur return dan resiko untuk sekuritas memang penting, tetapi bagi
manajer portofolio, return dan resiko seluruh sekuritas di dalam portofolio
lebih diperlukan. Bagaimanapun juga menghitung return dan resiko untuk
sekuritas tunggal juga berguna karena nilai-nilai tersebut untuk digunakan
untuk menghitung retrn dan resiko portofolio. Return realisasi dan return
ekspetasi dari portofolio merupakan rata-rata
tertimbang return dari return-return seluruh sekuritas tunggal. Sksn tetapi
risiko portofolio tidak harus sama dengan rata-rata tertimbang risiko-risiko
dari seluruh sekuritas tunggal. Resiko bahkan dapat lebih kecil dari rata-rata
tertimbang resiko masing-masing sekuritas tunggal[7].
Yang dimaksud dengan sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukkan hak
pemodal ( yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut ) untuk memperoleh bagian
dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan
berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.[8]
Yang masuk pada jenis sekuritas adalah obligasi, saham, dan instrumen jangkan
pendek.
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa return portofolio dibagi menjadi
dua macam, yaitu ;
- Return Realisasi.
Return Realisasi adalah rata-rata tertimbang dari return-return realisasi
masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.
Return Realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut ;
Rp =
Notasi :
Rp = return realisasi porofolio
Wi =
porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
Ri = return realisasi dari
sekuritas ke i
n = jumlah dari sekuritas
tunggal
- Return Ekspektesi
Return ekspektasi adalah rata-rata tertimbang dari return ekspektasi
masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.
E ( Rp ) =
Notasi :
E ( Rp) = return ekspektasi dari portofolio
Wi = porsi dari sekuritas i
terhadap seluruh sekuritas di portofolio
E (Ri) = return ekspektasi dari
sekuritas ke i,
N = jumlah dari sekuritas
tunggal.
Contoh ;
Sebuah portofolio terdiri dari 3 macam sekuritas dengan proporsi yang
sama, yaitu masing-masing 1/3 bagian. Return-return yang diekspektasi di masa
mendatang untuk masing-masing sekuritas adalah untuk skuritas pertama sebesar
15% skuritas kedua sebesar 18% dan sekuritas ketiga sebesar 21%. Besarnya
return ekspektasi portofolio adalah :
E (Rp) =
= 1/3.15% + 1/3. 18% +1/3.21%
= 18%
Return dari portofolio dapat ditulis dengan
persamaan
Rp,t =
Di mana ;
N = banyaknya aset dalam portofolio
Rp,t = return aset ke-i pada periode ke-t
Wi = besarnya komposisi atau proporsi
aset ke-i dalam portofolio iw
- DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentuka
portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio
tanpa pengorbanan pengembalian yang dihasilkan. Ini
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh investor.
Beberapa investor melakukan diversifikasi portofolio dengan jalan memasukkan berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada,
seperti saham, obligasi, dan real estat. Para investor yang menghususkan diri dalam satu kelompok aktiva
misanya saham, juga menganggap perlu dilakukan
diversifikasi portofolio. Yang dimaksud dengan
diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan
saja, tapi portofolio harus terdiri dari saham banyak
perusahaan.
·
Diversifikasi Naif
Strategi diversifikasi naïf dicapai pada saat
investor melakukan investasi pada
sejumlah saham yang berbeda atau kelompok aktiva yang berbeda
dan berharap bahwa varians dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil.
Sebagai contoh, aturan penginvestasian saham terkenal
menyatakan bahwa portofolio
seharusnya didiversifikasi pada berbagai industri yang berbeda. Diversifikasi naïf berhubungan erat dengan praktik yang oleh Francis
dan Alexander (1986) disebut dengan ‘penataan interior
keuangan’. Menurut pendekatan ini, konsultan investasi
berusaha merancang suatu portofolio yang sesuai dengan
‘kepribadian keuangan’ investor. Menurut Francis dan Alexander,
asumsi pada penataan interior keuangan adalah bahwa jenis investor tertentu memiliki persyaratan investasi tertentu pula yang
dapat dipenuhi dengan jalan merancang portofolio yang
sesuai.
·
Diversifikasi Markowitz
Strategi diversifikasi Markowitz terutama berhubungan
dengan tingkat kovarians antara
pengembalian aktiva dalam portofolio. Kontribusi utama
dari jenis diversifikasi ini adalah formulasi risiko aktiva dalam hal
portofolio aktiva, bukan risiko aktiva secara sendiri-sendiri. Diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan
aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna,
dengan tujuan mengurangi
risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian Diversifikasi Markowitz berbeda dari
diversifikasi naïf dan lebih efektif karena diversifikasi ini berusaha mempertahankan pengembalian yang
ada, dan mengurangi risiko
melalui analisis kovarians antara pengembalian aktiva. Diversifikasi Markowitz dan pentingnya
korelasi aktiva dapat diilustrasikan melalui contoh portofolio dua aktiva. Pertama, akan ditunjukkan
hubungan umum antara
risiko yang diharapkan dari portofolio dua aktiva dan korelasi pengembalian dari aktiva dalam
portofolio. Selanjtnya akan dilihat pengaruh penggabungan aktiva dengan korelasi yang berbeda terhadap risiko
portofolio
·
Diversifikasi Rendom
Diversifikasi secara Rendom merupakan pembentukan portofolio dengan
memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari
investasi yang relevan seperti return dari sekuritas itu sendiri, investor
hanya memilih sekuritas secara acak.
Efek dari pemilihan sekuritas secara acak terhadap resiko portofolio
diteliti oleh Fama ( 1976 ).
Para pemodal melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin
mengurangi resiko yang mereka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang
diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio
tersebut, deviasi standar portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang
sejauh koefisien korelasi antar saham yang membentuk portofolio tersebut lebih
kecil dari satu. Semakin rendah koefesien korelasi maka semakin efektif
penurunan deviasi standar. Resiko yang dapat di-diversifikasikan adalah risiko
yang tidak sistimatis atau risiko spesifik dan unik untuk
perusahaan.diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat
meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima.
BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, pemakalah
dapat mengambil beberapa konklusi di
antaranya
Teori portofolio merupakan pendekatan investasi
Saham
merupakan bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan Ketika seorang memiliki saham sebuah
perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar persentase
tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki.
Mengukur return dan resiko untuk sekuritas
memang penting, tetapi bagi manajer portofolio, return dan resiko seluruh
sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan.
Diversifikasi portofolio merupaakan
pembentukan
portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa pengorbanan pengembalian yang dihasilkan
Diversifikasi dibagi tiga yaitu
Diversifikasi Naif Diversifikasi Markowitz Diversifikasi Rendom
DAFTAR PUSTAKA
Joko Salim.”Cara
Gampang Bermain saham”. Jakarta .
Visimedia. 2010
Dr. Suad Husnan. “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan
analisis Sekuritas” Yogyakarta . UPP AMP
YKPN.1998
Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis
Investasi”.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.2000
Robbert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia . Mediasoft Indonesia , 1997
Dyah
Ratih Sulistyastuti. “ Saham & Obligasi, Ringkasan teori dan Soal Jawab”. Yogyakarta . Atma Jaya.2002
Dr. Harmono, “Manajemen Keuangan”. Jakarta. PT Bumi Aksara. 2009
[1] Joko Salim.”Cara Gampang
Bermain saham”. Jakarta .
Visimedia. 2010. hl 5
[2] Ibid. Hl.6
[3]
Dr. Suad Husnan. “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas” Yogyakarta . UPP AMP YKPN.1998 hl.11-12
[4] Jogiyanto. “Teori
Portofolio dan Analisis Investasi”.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.2000. H. 67
[5] Robbert Ang,
Buku Pintar Pasar Modal Indonesia .
Mediasoft Indonesia ,
1997. hl. 6,2.
[6] Dyah Ratih Sulistyastuti. “ Saham
& Obligasi, Ringkasan teori dan Soal Jawab”. Yogyakarta .
Atma Jaya.2002. hl. 1-2
[7] Jogiyanto. “Teori
Portofolio dan Analisis Investasi”.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA.2000. H. 141
[8] Dr. Suad Husnan. “
Dasar-Dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas” Yogyakarta .
UPP AMP YKPN.1998 hl.11
1 comments:
Pada umumnya, perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. pojokinvestasi.com
Post a Comment