Wednesday, November 14, 2012

Manajemen Modal Kerja


Manajemen Modal Kerja
1.     Pengertian Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai oprasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar.[1] Modal kerja yang diartikan seluruh aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar dinamakan modal kerja bersih[2]
        Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam aset jangka pendek.[3] Artinya bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan.
        Dalam manajemen modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja yang sering digunakan. Konsep modal kerja dibagi menjadi 3:
a.       Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Seluruh investasi dalam aktiva lancar,[4] Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).
b.      Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).
c.       Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.[5]
·         Dari konsep di atas, modal kerja perusahaan dibagi 2 jenis:
a.       Modal kerja kotor( gross working capital), adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.
b.      Modal kerja bersih( net working capital), merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar(utang jangka pendek).
2.       Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja
·         Pentingnya manajemen modal kerja perusahaan, terutama bagi kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan adalah:
a.       Bahwa kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan oprasional perusahaan dari waktu kewaktu.
b.      Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah. Perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, perlu manajemen modal kerja.
c.       Dalam praktiknya sering kali bahwa lebih dari separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar (modal kerja perusahaan).
d.      Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat penting karena investasi dalam aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa, tetapi investasi lancar dalam piutang dan sedian tidak dapat dihindarkan harus segera terpenuhi.
e.      Bagi perusahaan yang relatif kecil fungsi modal kerja juga amat penting. Hal ini disebabkan perusahaan kecil, relative terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek, yang tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.
f.        Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan, piutang, sedian, dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya.[6]
·         Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
a.       Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.
b.      Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.
c.       Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.
d.      Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.
e.      Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.
f.        Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
Tujuan di atas akan dapat tercapai apabila modal kerja perusahaan dapat dikelola secara benar sesuai dengan konsep manajemen modal kerja. Dan ini merupakan tanggung jawab utama dari seorang manajer keuangan untuk mampu mengelolanya.
3.       Hubungan Likuiditas Dan Modal Kerja
Seperti diketahui bahwa salah satu nilai penting dari likuiditas perusahaan adalah untuk memenuhi sejumlah dana yang diperlukan pada saat dibutuhkan. Sementara itu dalam manajemen modal kerja kebutuhan dana juga merupakan bagian penting, baik dalam hal penyediaan dana maupun penggunaan dana yang berkaitan dengan aktivitas usahanya. Oleh karena itu terdapat hubungan yang erat antara keduanya.
                Agar lebih mudah memahami dapat dilihat dalam ilustrasi berikut ini. Kita asumsikan ada dua perusahaan yaitu PT Bukit laying dan PT Tempilang dengan neraca sebagai berikut:
Neraca PT Bukitlayang   Per 31 Desember 2008
KAS
600.000
UTANG LANCAR
1.800.000
PIUTANG
1.000.000


SEDIAAN
1.400.000


TOTAL AKTIVA LANCAR
3000.000

1.800.000



Neraca PT tempilang  Per 31 Desember 2008
KAS
1.400.000
UTANG LANCAR
1.800.000
PIUTANG
1.000.000


SEDIAAN
600.000


TOTAL AKTIVA LANCAR
3.000.000

1.800.000

        Dari porsi kedua neraca perusahaan di atas terdapat persamaan yaitu dalam hal total aktiva lancar yaitu sama-sama 3.000.000 dan utang lancar 1.800.000. namun terdapat perbedaan dalam komposisi aktiva lancarnya, sehingga sangat memengaruhi dalam kemempuan membayar kewajibannya. Dalam hal ini PT Tempilang lebih baik karena jika memerlukan dana cepat untuk memenuhi  atau membayar kewajiban PT Tempilang bisa langsung memenuhi karena dia memiliki persediaan kas yang lebih banyak. Artinya, meskipun likuiditas  antara perusahaan sama, namun kecepatan dalam hal membayar kewajiban berbeda, oleh karena itu hubungan antara likuiditas dan modal kerja sangat diperlukan.
4.       Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Modal Kerja
·         Dalam peraktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal kerja antara lain tergantung dari:
a.       Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan non jasa (industry). Kebutuhan dalam perusahaan industry lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.
b.      Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjulan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur.
c.       Waktu  produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan makin besar modal kerja yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya.
d.      Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputara, maka kebutuhan modal kerja makin tinggi, begitu pula sebaliknya.
·         Secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan tiga faktor, yaitu:
a.       Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari pemilik atau perolehan laba  dalam priode tertentu yang dimasukan ke aktiva lancar.
b.      Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan aktiva tetap, terutama yang tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva lancar atau digunakan untuk membayar utang jangka pendek.
c.       Adanya penambahan utang, artinya perusahaan menambah utang baru .
5.       Sumber Modal Kerja
·         Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:
·         Hasil oprasi perusahaan, maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada priode tertentu.
·         Keuntungan penjualan surat berharga, juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dan harga jual surat berharga tersebut.
·         Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.
·         Penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur.
·         Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.
·         Memperoleh pinjaman dari kreditor, terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.
·         Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana ini biasanya tidak digunakan beban biaya sebagai mana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.
Secara khusus sumber modal kerja :
Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen merupakan modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar tidak macet. Sumber utama modal kerja untuk pembiayaan permanen adalah modal sendiri namun juga masih kurang dapat ditambah dari pinjaman jangka panjang.[7]
6.       Penggunaan Modal Kerja
Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk:
a.       Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya oprasi perusahaan.
b.      Pengeluran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
c.       Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.
d.      Pembelian aktiva tetap(tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain)
e.      Pembayaran utang jangka panjang
f.        Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.
Penggunaan modal kerja di atas jelas akan mengakibatkan perubahan modal kerja, namun perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalam praktiknya modal kerja suatu perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi:
a.       Pembelian barang dagang dan bahan lainnya secara tunai
b.      Pembelian surat berharga secara tunai
c.       Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang kepiutang wasel
7.       Perputaran modal kerja
Salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dan keefektifan manajemen modal kerja adalah diukur dari perputaran modal kerjanya atau working capital turnover-nya. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam beberapa periode.
Untuk mengukur perputaran modal kerja adalah dengan cara membandingakan antara penjualan dengan modal kerja. Pengukuran ini sebaiknya dengan menggunakan dua periode atau lebih sebagai pembanding, sehingga memudahkan kita untuk menilainya.
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:
                                                        Penjualan Bersih             
Perputaran modal kerja =                   
                                                           Modal Kerja
 


Sebagai contoh dapat dilihat dari data di bawah ini:
Komponen Laporan Keuangan
Tahun 2007
Tahun 2008
Penjualan bersih ( net sales)
3.850
4.150
Total aktiva lancar (current assetss)
856
800
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
Perputaran modal kerja = 3850 : 856 = 4,45 kali dibulatkan 4,5 kali
Artinya perputaran modal kerja tahun 2007 sebanyak 4,5 kali di mana penggunaan setiap Rp, 1,- modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 4,5,-
sedangakan tahun 2008 dengan cara yang sama:
perputaran modal kerja = 4.150 : 800 = 5, 18 kali dibulatkan (5,2 kali)
perputaran modal kerja dapat menghasilkan Rp.5,2,-
8. Metode Menentukan Besarnya Modal Kerja
Ada dua metode untuk menghitung besarnya modal kerja:
1. Metode saldo rata-rata:
                                                                               penjualan bersih
besarnya modal kerja =
                                                                          Perputaran modal kerja
 

contohnya :
Komponen Laporan Keuangan
2007
Penjualan bersih ( net sales)
3.850
Perputaran modal kerja
4,5
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
jadi besarnya modal kerja pda tahun 2007 adalah 3850 : 4,5 = 856
2. Metode unsur-unsur biaya
PT. Toboali memproduksi radio sebanyak 200 unit/hari  dan beroperasi selama 25 hari dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk radio sebagai berikut:
1.       Bahan plastik & melamin                      Rp 2.000,-
2.       Bahan tembaga                                        Rp 500,-
3.       Upah langsung                                          Rp 750,-
Untuk pembelian bahan palstik diperlukan:
·         Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya
·         Proses produksi memerlukan waktu 7 hari
·         penyimpanan 3 hari
        Untuk proses produksi tembaga diperlukan:
·         proses produksi memerlukan 7 hari
·         penyimpanan  3 hari
·         Biaya administrasi perbulan                 Rp 200.000
·         Sediann kas minimum                            Rp 100.000
Pertanyaan:
Berapa modal kerja yang dibutuhkan PT Toboali?
Jawab:
. Periode perputaran
Bahan plastik & melamin      = 5 + 7 + 3 = 15 hari
bahan Tembaga                        = 7 + 3 = 10 hari
. Kebutuhan Modal kerja
Bahan plastik dan melamin
= 200 x Rp 2.000 x 15 hari      = Rp 6.000.000
Bahan tembaga
= 200 x Rp 500 x 10 hari          = Rp 1.000.000
Upah langsung
= 200 x Rp 750 x 10 hari          = Rp 1.500.000
Biaya administrasi                    = Rp 200.000
sediaan minimum kas            = Rp 100.000
                                                           Rp 8.800.000


9. Laporan Sumber dan penggunaan modal kerja
Neraca perbandingan PT RAY IBRAHIM,Tbk
PT RAY IBRAHIM, Tbk
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2007 & 2008 (dalam jutaan)

Periode
Perubahan
Pos-pos dalam neraca
tahun 2007
tahun 2008
naik
Turun
Aktiva Lancar




Kas
250
350
100

Perlengkapan
140
50

90
Piutang
350
250

100
Sediaan
125
150
25

Total Aktiva Lancar
865
800

65
Aktiva Tetap




Tanah
735
735


Mesin
2500
3790
1290

Kendaraan
1500
1500


Akumulasi penyusutan
(400)
(925)
525

Total Aktiva Tetap
4335
5100
765

Total Aktiva
5200
5900
700






Utang Lancar




Utang Bank
550
200

350
Utang dagang
100
200
100

Utang wesel
100
50

50
Total Utang Lancar
750
450

300
Utang Jangka Panjang




Utang Hipotek
2000
1450

550
Total hutang jngk pnjng
2000
1450
(200)

Ekuitas




Modal setor
2000
2500
500

Laba ditahan
450
1500
1050

Total Ekuitas
2450
4000
1550

Total passive
5200
5900






               
Laporan perubahan modal:
Komponen
Periode

Perubahan


Thn. 2007
Thn. 2008
Naik
Turun
Kas
250
350
100

Perlengkapan
140
50
-
90
piutang
350
250

100
sediaan
125
150
25

Utang bank
550
200
350

Utang dagang
100
200

100
utang wesel
100
50
50




525
290
Kenaikan modal kerja
-
-

235



525
525
Sumber modal kerja
1.       hasil operasi:
- laba                             Rp 1.050,-
- Penyusustan           Rp     525,-
                                                                                                        Rp 1.575,-
2.        Penjualan saham                                                    Rp    500,-
Jumlah modal kerja                                                                                 Rp 2.075,-
Penggunaan modal Kerja
1. Pembelian Mesin                                                        Rp 1.290,-
2. Pembayaran Utang Hipotek                                   Rp    550 ,-
                                                                                                                                        Rp 1.840,-
Kenaikan modal kerja bersih                                                                                      Rp    235,-















DAFTAR PUSTAKA
Van Home James C., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, 1997, salemba empat, Jakarta
Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, 2010, kencana, Jakarta



[1] Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 210
[2] James C. Van Home, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, (salemba empat: 1997), hal:214
[3] Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 211
[4] James C. Van Home, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, (salemba empat: 1997), hal:214
[5] Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 212
[6] Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 214
[7] Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 220

0 comments: