Manajemen Modal Kerja
1.
Pengertian Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan
untuk membiayai oprasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki
jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang
dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang
lancar.[1] Modal kerja yang diartikan
seluruh aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar dinamakan modal kerja
bersih[2]
Sedangkan
manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam
aset jangka pendek.[3] Artinya bagaimana mengelola
investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan
sebagian besar jumlah asset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan
tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam
di dalam perusahaan.
Dalam manajemen
modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja yang sering digunakan. Konsep
modal kerja dibagi menjadi 3:
a.
Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal
kerja adalah seluruh aktiva lancar. Seluruh investasi dalam aktiva lancar,[4] Konsep ini sering disebut
dengan modal kerja kotor (gross working capital).
b.
Konsep kualitatif, merupakan konsep yang
menitik beratkan kepada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini melihat selisih
antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal
kerja bersih atau (net working capital).
c.
Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi
dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana
yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.[5]
·
Dari konsep di atas, modal kerja perusahaan dibagi 2 jenis:
a.
Modal kerja kotor( gross working capital), adalah semua
komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal
kerja.
b.
Modal kerja bersih( net working capital), merupakan seluruh
komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar(utang
jangka pendek).
2. Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja
·
Pentingnya manajemen modal kerja perusahaan, terutama bagi kesehatan
keuangan dan kinerja perusahaan adalah:
a.
Bahwa kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak
dihabiskan di dalam kegiatan oprasional perusahaan dari waktu kewaktu.
b.
Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah.
Perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja perusahaan. Oleh
karena itu, perlu manajemen modal kerja.
c.
Dalam praktiknya sering kali bahwa lebih dari separuh dari
total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar (modal kerja perusahaan).
d.
Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat
penting karena investasi dalam aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa,
tetapi investasi lancar dalam piutang dan sedian tidak dapat dihindarkan harus
segera terpenuhi.
e.
Bagi perusahaan yang relatif kecil fungsi modal kerja juga
amat penting. Hal ini disebabkan perusahaan kecil, relative terbatas untuk
memasuki pasar dengan modal besar dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan
lebih mengandalkan pada utang jangka pendek, yang tentunya dapat mempengaruhi
modal kerja.
f.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan
penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan
tambahan, piutang, sedian, dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya.[6]
·
Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai
berikut:
a.
Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada manajemen
modal kerja.
b.
Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh
tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan
manajemen modal kerja.
c.
Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup
dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.
d.
Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari
para kreditor, apabila rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas
yang terjamin.
e.
Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan
penjualan dan laba.
f.
Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal
kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
Tujuan di atas akan dapat tercapai apabila modal kerja
perusahaan dapat dikelola secara benar sesuai dengan konsep manajemen
modal kerja. Dan ini merupakan tanggung jawab utama dari seorang manajer
keuangan untuk mampu mengelolanya.
3.
Hubungan Likuiditas Dan Modal Kerja
Seperti diketahui bahwa salah satu nilai penting dari
likuiditas perusahaan adalah untuk memenuhi sejumlah dana yang diperlukan pada
saat dibutuhkan. Sementara itu dalam manajemen modal kerja kebutuhan dana juga
merupakan bagian penting, baik dalam hal penyediaan dana maupun penggunaan dana
yang berkaitan dengan aktivitas usahanya. Oleh karena itu terdapat hubungan
yang erat antara keduanya.
Agar lebih mudah
memahami dapat dilihat dalam ilustrasi berikut ini. Kita asumsikan ada dua
perusahaan yaitu PT Bukit laying dan PT Tempilang dengan neraca sebagai
berikut:
Neraca PT Bukitlayang
Per 31 Desember 2008
KAS
|
600.000
|
UTANG LANCAR
|
1.800.000
|
PIUTANG
|
1.000.000
|
|
|
SEDIAAN
|
1.400.000
|
|
|
TOTAL AKTIVA LANCAR
|
3000.000
|
|
1.800.000
|
Neraca PT tempilang
Per 31 Desember 2008
KAS
|
1.400.000
|
UTANG LANCAR
|
1.800.000
|
PIUTANG
|
1.000.000
|
|
|
SEDIAAN
|
600.000
|
|
|
TOTAL AKTIVA LANCAR
|
3.000.000
|
|
1.800.000
|
Dari
porsi kedua neraca perusahaan di atas terdapat persamaan yaitu dalam hal total
aktiva lancar yaitu sama-sama 3.000.000 dan utang lancar 1.800.000. namun
terdapat perbedaan dalam komposisi aktiva lancarnya, sehingga sangat
memengaruhi dalam kemempuan membayar kewajibannya. Dalam hal ini PT Tempilang lebih
baik karena jika memerlukan dana cepat untuk memenuhi atau membayar kewajiban PT Tempilang bisa
langsung memenuhi karena dia memiliki persediaan kas yang lebih banyak. Artinya, meskipun
likuiditas antara perusahaan sama, namun
kecepatan dalam hal membayar kewajiban berbeda, oleh karena itu hubungan antara
likuiditas dan modal kerja sangat diperlukan.
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
·
Dalam peraktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat
memengaruhi modal kerja antara lain tergantung dari:
a.
Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi
perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan non jasa (industry). Kebutuhan dalam
perusahaan industry lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.
b.
Syarat kredit atau penjualan yang
pembayarannya dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk
meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah
melalui penjualan secara kredit. Penjulan barang secara kredit memberikan
kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran
diangsur.
c.
Waktu produksi,
artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan makin besar modal
kerja yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya.
d.
Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja
cukup penting bagi perusahaaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputara, maka
kebutuhan modal kerja makin tinggi, begitu pula sebaliknya.
·
Secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan
tiga faktor, yaitu:
a.
Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari
pemilik atau perolehan laba dalam priode
tertentu yang dimasukan ke aktiva lancar.
b.
Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan
aktiva tetap, terutama yang tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva
lancar atau digunakan untuk membayar utang jangka pendek.
c.
Adanya penambahan utang, artinya perusahaan menambah utang
baru .
5.
Sumber Modal Kerja
·
Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan,
yaitu:
·
Hasil oprasi perusahaan, maksudnya adalah pendapatan atau
laba yang diperoleh pada priode tertentu.
·
Keuntungan penjualan surat berharga, juga dapat digunakan
untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dan harga jual
surat berharga tersebut.
·
Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham
yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.
·
Penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual aktiva tetap
yang kurang produktif atau masih menganggur.
·
Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah
obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.
·
Memperoleh pinjaman dari kreditor, terutama pinjaman jangka
pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja
peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan
investasi.
·
Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana ini
biasanya tidak digunakan beban biaya sebagai mana pinjaman dan tidak ada
kewajiban pengembalian.
Secara khusus sumber modal kerja :
Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen merupakan
modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar tidak
macet. Sumber utama modal kerja untuk pembiayaan permanen adalah modal sendiri
namun juga masih kurang dapat ditambah dari pinjaman jangka panjang.[7]
6.
Penggunaan Modal Kerja
Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan
perusahaan untuk:
a.
Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya oprasi perusahaan.
b.
Pengeluran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
c.
Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.
d.
Pembelian aktiva tetap(tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan
lain-lain)
e.
Pembayaran utang jangka panjang
f.
Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.
Penggunaan modal kerja di atas jelas akan
mengakibatkan perubahan modal kerja, namun perubahan modal kerja tergantung
dari penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalam praktiknya modal kerja suatu
perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi:
a.
Pembelian barang dagang dan bahan lainnya secara tunai
b.
Pembelian surat berharga secara tunai
c.
Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang
kepiutang wasel
7.
Perputaran modal kerja
Salah satu alat ukur untuk
menentukan keberhasilan dan keefektifan manajemen modal kerja adalah diukur dari
perputaran modal kerjanya atau working capital turnover-nya. Artinya seberapa
banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam beberapa periode.
Untuk mengukur perputaran
modal kerja adalah dengan cara membandingakan antara penjualan dengan modal
kerja. Pengukuran ini sebaiknya dengan menggunakan dua periode atau lebih
sebagai pembanding, sehingga memudahkan kita untuk menilainya.
Rumus yang digunakan untuk
mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:
Penjualan
Bersih
Perputaran modal kerja =
Modal Kerja
Sebagai contoh dapat dilihat dari data di bawah ini:
Komponen Laporan Keuangan
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Penjualan bersih ( net sales)
|
3.850
|
4.150
|
Total aktiva lancar (current assetss)
|
856
|
800
|
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
Perputaran modal kerja = 3850 : 856 = 4,45 kali dibulatkan 4,5 kali
Artinya perputaran modal kerja tahun 2007 sebanyak 4,5 kali di mana
penggunaan setiap Rp, 1,- modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp.
4,5,-
sedangakan tahun 2008 dengan cara yang sama:
perputaran modal kerja = 4.150 : 800 = 5, 18 kali dibulatkan (5,2
kali)
perputaran modal kerja dapat menghasilkan Rp.5,2,-
8. Metode Menentukan Besarnya Modal Kerja
Ada dua metode untuk menghitung besarnya modal kerja:
1. Metode saldo rata-rata:
penjualan bersih
besarnya modal kerja =
Perputaran modal kerja
contohnya :
Komponen Laporan Keuangan
|
2007
|
Penjualan bersih ( net sales)
|
3.850
|
Perputaran modal kerja
|
4,5
|
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
jadi besarnya modal kerja pda tahun 2007 adalah 3850 :
4,5 = 856
2. Metode unsur-unsur biaya
PT. Toboali memproduksi radio sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi selama 25 hari dalam sebulan.
Biaya produksi per unit produk radio sebagai berikut:
1.
Bahan plastik & melamin Rp 2.000,-
2.
Bahan tembaga Rp
500,-
3.
Upah langsung Rp
750,-
Untuk pembelian bahan palstik diperlukan:
·
Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya
·
Proses produksi memerlukan waktu 7 hari
·
penyimpanan 3 hari
Untuk proses produksi
tembaga diperlukan:
·
proses produksi memerlukan 7 hari
·
penyimpanan 3 hari
·
Biaya administrasi perbulan Rp 200.000
·
Sediann kas minimum Rp
100.000
Pertanyaan:
Berapa modal kerja yang dibutuhkan PT Toboali?
Jawab:
. Periode perputaran
Bahan plastik & melamin =
5 + 7 + 3 = 15 hari
bahan Tembaga =
7 + 3 = 10 hari
. Kebutuhan Modal kerja
Bahan plastik dan melamin
= 200 x Rp 2.000 x 15 hari = Rp 6.000.000
Bahan tembaga
= 200 x Rp 500 x 10 hari =
Rp 1.000.000
Upah langsung
= 200 x Rp 750 x 10 hari =
Rp 1.500.000
Biaya administrasi = Rp 200.000
sediaan minimum kas =
Rp 100.000
Rp 8.800.000
9. Laporan Sumber dan penggunaan modal kerja
Neraca perbandingan PT RAY IBRAHIM,Tbk
PT RAY IBRAHIM, Tbk
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2007 & 2008 (dalam jutaan)
|
Periode
|
Perubahan
|
||
Pos-pos dalam neraca
|
tahun 2007
|
tahun 2008
|
naik
|
Turun
|
Aktiva
Lancar
|
|
|
|
|
Kas
|
250
|
350
|
100
|
|
Perlengkapan
|
140
|
50
|
|
90
|
Piutang
|
350
|
250
|
|
100
|
Sediaan
|
125
|
150
|
25
|
|
Total Aktiva
Lancar
|
865
|
800
|
|
65
|
Aktiva Tetap
|
|
|
|
|
Tanah
|
735
|
735
|
|
|
Mesin
|
2500
|
3790
|
1290
|
|
Kendaraan
|
1500
|
1500
|
|
|
Akumulasi penyusutan
|
(400)
|
(925)
|
525
|
|
Total Aktiva
Tetap
|
4335
|
5100
|
765
|
|
Total Aktiva
|
5200
|
5900
|
700
|
|
|
|
|
|
|
Utang Lancar
|
|
|
|
|
Utang Bank
|
550
|
200
|
|
350
|
Utang dagang
|
100
|
200
|
100
|
|
Utang wesel
|
100
|
50
|
|
50
|
Total Utang
Lancar
|
750
|
450
|
|
300
|
Utang Jangka
Panjang
|
|
|
|
|
Utang Hipotek
|
2000
|
1450
|
|
550
|
Total hutang
jngk pnjng
|
2000
|
1450
|
(200)
|
|
Ekuitas
|
|
|
|
|
Modal setor
|
2000
|
2500
|
500
|
|
Laba ditahan
|
450
|
1500
|
1050
|
|
Total
Ekuitas
|
2450
|
4000
|
1550
|
|
Total passive
|
5200
|
5900
|
|
|
Laporan perubahan modal:
Komponen
|
Periode
|
|
Perubahan
|
|
|
Thn. 2007
|
Thn. 2008
|
Naik
|
Turun
|
Kas
|
250
|
350
|
100
|
|
Perlengkapan
|
140
|
50
|
-
|
90
|
piutang
|
350
|
250
|
|
100
|
sediaan
|
125
|
150
|
25
|
|
Utang bank
|
550
|
200
|
350
|
|
Utang dagang
|
100
|
200
|
|
100
|
utang wesel
|
100
|
50
|
50
|
|
|
|
|
525
|
290
|
Kenaikan modal kerja
|
-
|
-
|
|
235
|
|
|
|
525
|
525
|
Sumber modal kerja
1.
hasil operasi:
- laba Rp
1.050,-
- Penyusustan Rp 525,-
Rp 1.575,-
2.
Penjualan saham Rp 500,-
Jumlah modal kerja Rp 2.075,-
Penggunaan modal Kerja
1. Pembelian Mesin Rp 1.290,-
2. Pembayaran Utang Hipotek Rp 550 ,-
Rp 1.840,-
Kenaikan modal kerja bersih Rp 235,-
DAFTAR PUSTAKA
Van Home James C., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, 1997, salemba empat, Jakarta
Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, 2010, kencana, Jakarta
[1] Khasmir,
Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 210
[2] James C. Van
Home, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, (salemba empat: 1997), hal:214
[3] Khasmir,
Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 211
[4] James C. Van
Home, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, (salemba empat: 1997), hal:214
[6]
Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 214
[7] Khasmir,
Pengantar Manajemen Keuangan,(kencana: 2010), hal: 220
0 comments:
Post a Comment