Wednesday, May 9, 2012

,

ANALISIS BREAK EVEN POINT


ANALISIS BREAK  EVEN POINT

A.    PENGERTIAN BREAK EVEV POINT
Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah mencari keuntungan yang optimal. Untuk itu perusahaan harus mampu menjual barang yang dihasilkan semaksimal mungkin agar didapatkan laba sesuai yang diinginkannya tersebut. Namun demikian, oleh karena sesuatu hal kadang-kadang upaya yang dilakukan oleh perusahaan belum tentu sesuai dengan yang diharapkan, sehingga kemungkinan mengalami kerugian.
Analisis terhadap saling berhubungan antara unsur-unsur yang membentuk laba juga disebut analisis Break Even Point. Dasar yang digunakan dalam analisis break even point ini adalah perilaku biaya dalam kaitannya dengan hasil penjualan.
Dalam kaitannya dengan perubahan volume penjualan, ada biaya yang sifatnya berubah-ubah dan perubahannya proporsional dengan perubahan volume penjualan. Biaya yang demikian disebut sebagai biaya variable. Biaya variabel ini secara total akan berubah dengan perubahan proporsional dengan perubahan volume penjualan, tetapi per unitnya bersipat tetap.
Kemudian yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian biaya pemasaran dan sebagian biaya administrasi dan umum. Sedang jenis biaya yang lain bersifat konstan (tetap) tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan, dan secara per unitnya berubah – ubah.
Apabila perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break even dalam perusahaan tersebut. Masalah break even muncul karena perusahaan menggunakan biaya variabel dan tetap.  Karena adanya unsur biaya variabel di satu pihak dan biaya tetap di lain pihak.







Di dalam analisis break even point digunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :
a.         Biaya harus bisa dipisahkan ke dalam dua jenis biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
b.        Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisis.
c.         Perusahaan hanya memproduksi satu macam barang, bila menghasilkan lebih satu macam barang, penimbangan  penghasilan masing-masing barang harus tetap.

B.     METODE PENGHITUNGAN BREAK EVEN POINT
Ada dua cara dalam menentukan break even point, yaitu :
a.       Pendekatan grafik
b.      Pendekatan matematik.

a.       Pendekatan grafik
Salah satu pendekatan penentuan titik break even adalah dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan ke dalam suatu gambar grafik. Pada grafik tersebut tampak garis-garis biaya variabel, biaya tetap, biaya total dan garis total penghasilan.
b.      Pendekatan Matematik
Dalam penghitungan break even point dengan pendekatan matematik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) atas dasar unit dan (2) atas dasar rupiah. Seperti pada pengertian BEP bahwa :
ü  Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi
ü  Total penghasilan sama dengan total biaya
ü  Laba sama dengan nol

Oleh sebab itu persamaanya adalah : PENGHASILAN =BIAYA
P     = Harga jual per unit
V    = Biaya variabel per unit
BT  = Biaya tetap total selama setahun
Q    = Kuantitas penjualan.






Maka : 
P.Q = V.Q + BT
            P.Q – V.Q = BT
(P – V) Q = BT
Q =   BT
         P – V
Maka didapatkan rumus BEP dalam unit
BEPunit   = BT
                              P – V
Kemudian rumus BEP dalam rupiah dapat diformulasikan sebagai berikut :
BEPunit     =   BT
                               1- V
                                   P     
            Setelah break even point ditentukan, juga perlu ditentukan batas keamanan penjualan sebagai analisis sensitivitasnya terhadap rencana penjualan yakni Margin of Safety. Margin of Safety adalah batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian.
C.     PERUBAHAN TITIK BREAK EVEN
Seperti yang diuraikan dalam break even point bahwa ada asumsi yang harus dipenuhi yaitu, harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis, demikian pula halnya dengan biaya variabel per unit dan biaya tetap. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi, maka titik break even akan mengalami perubahan.
1.      Perubahan harga jual per unit
Perubahan harga jual per unit akan mempengaruhi besarnya titik break even. Apabila harga jual per unit naik sementara biaya tidak berubah, maka akan menurunkan titik break even, demikian pula sebaliknya bila harga jual turun, maka akan menaikkan titik break even.

2.      Perubahan biaya variabel per unit
Perubahan pada biaya variabel juga akan merubah posisi titik break even, yakni apabila biaya variabel naik akan menaikkan titik break even dan apabila turun maka akan menurunkan break even point.
3.      Perubahan biaya tetap
Demikian pula perubahan biaya tetap akan juga merubah posisi BEP menjadi lebih besar bila biaya tetap naik dan akan turun BEPnya bila biaya tetap turun.
4.      Perubahan komposisi sales mix
dalam asumsi BEP juga disebutkan bahwa perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, dan bila menghasilkan lebih dari dua macam produk, maka tidak boleh ada perubahan komposisi dalam sales mix-nya. Sales mix menunjukkan perimbangan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan. Apabila ada  perubahan sales mix-nya akan menyebabkan perubahan pada  BEP secara total.

D.    MANFAAT ANALISIS  BREAK  EVEN  POINT
Analisis break even ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit berapa atau pada omset penjualan berapa perusahaan tidak menderita rugi dan tidak menerima keuntungan. Ada beberapa manfaat lain yang bisa diambil dengan menggunakan konsep break even point.
1.      Perencanaan Penjualan atau Produksi
Pada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai perencanaan produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan menggunakan konsep BEP. Penjualan yang direncanakan perusahaan tentunya disertai dengan target laba yang diinginkan.

PMunit  = BT + Laba
                  P – V




Dan untuk penjualan minimal dalam rupiah.

PMRp  = BT + Laba
1-      V
P
2.      Penjualan Harga Jual Normal
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah penentuan harga jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Bagi perusahaan harga jual harus bisa menutup semua biaya dan target keuntungan. “apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan dalam kondisi rugi.

3.      Perencanaan Metode Produksi
Analisis break even point juga sering digunakan untuk menentukan alternative pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Ada mesin produksi yang mempunyai karakteristik biaya tetap rendah tetapi biaya variabel tinggi (sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel per unit rendah (sering disebut padat modal). Untuk memilih alternatif mana yang terbaik, bisa digunakan analisis biaya, laba, dan volume ( cost, profit, volume analysis ).

                                                                                                                                                                                          

ANALISIS LEVERAGE
A.    PENGERTIAN DAN PENTINGNYA LEVERAGE

            Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktifa tetap, seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin, kendaraan, dan peralatan lainnya yang memiliki masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Masalah laverage timbul karena perusahaan menggunakan aset yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap.

            Dengan demikian Laverage adalah penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap.

            Laverage dibagi dalam dua macam yaitu :
1.      Laverage operasi atau operating leverage
2.      Leverage finansial  atau financial leverage.

Suatu perusahaan menggunakan leverage operasi dan finansial dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar dari pada biaya aset dan  sumber dananya. Dengan demikian akan meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham.

Leverage operasi adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa penyusutan. Penggunaan leverage operasi oleh perusahaan diharapkan agar penghasilan yang diperoleh atas penggunaan aktiva tetap tersebut cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan leverage finansial merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga. Penggunaan dan yang menyebabkan beban tetap ini diharapkan penghasilan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan beban yang dikeluarkan.

B.     LEVERAGE OPERASI
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa leverage operasi ini terjadi karena perusahaan dalam beroperasi menggunakan aktiva tetap sehingga harus menanggung biaya tetap. Leverage operasi mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi. Dengan mengetahui tingkat leverage operasi, maka manajemen bisa menaksir perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan.



Ukuran leverage operasi adalah degree of operating leverage (DOL), artinya bila DOL  ditemukan 2, maka bila penjualan naik atau turun 10%, keuntungan bisa diprediksikan akan naik atau turun sebesar 2 kali kenaikan atau penurunan penjualan., berarti 2 x 10%. Semakin tinggi DOL, perusahaan semakin berisiko, karena harus menanggung biaya tetap semakin besar.
Untuk menghitung besarnya degree or operating leverage bisa menggunakan rumus :

DOL  = % perubahan dalam EBIT
              % perubahan dalam sales

Atau :

DOL  =    S – BV          =    Q (P – V)
            S – BV – BT                     Q(P – V) – BT

Keterangan :
Q         = kuantitas
P          = Harga per unit
V         = Biaya variabel per unit
BT       = Biaya tetap total
S          = Penjualan
BV      = Biaya Variabel total

C.     LEVERAGE FINANSIAL

Leverage finansial terjadi akibat perusahaan menggunakan sumber dana dari hutang yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap. Atas penggunaan dana hutang perusahaan setiap tahunnya dibebani biaya bunga. Leverage finansial mengukur pengaruh perubahan keuntungan  operasi (EBIT) terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham (EAT). Yang mempengaruhi pendapatan pemilik adalah besarnya EBIT  yang diterima dan struktur modal yang dipunyai. Ukuran tingkat Leverage finansial  adalah degree of financial leverage (DFL), dan untuk dapat mengukur besarnya DFL digunakan rumus sebagai berikut :

DFL  = EBIT     = Q(P – V)BT
            EBIT -1     Q(P- V) – BT-1



D.    LEVERAGE KOMBINASI

Dalam hal ini kita juga bisa mengetahui secara langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba untuk pemegang saham atau EAT yaitu combine leverage. Combine leverage adalah pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak. Bila ditemukan combine leverage 3 artinya perubahan penjualan 20% akan mempengaruhi laba setelah pajak sebesar 3 x 20% = 60%.

Untuk menghitung degree of combine leverage, adalah sebagai beriktu :

DCL   =  S – BV     =     Q (P – V)
               EBIT -1       Q (P-V) – BT -1

E.     INDIFFERENT POINT

Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen dihadapkan pada beberapa alternative sumber pendanaan. Apakah dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (modal asing). Untuk memilih alternatif tersebut, tidak menjadi masalah asal bisa meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham yang diukur dengan earning per share (EPS) atau retur on equity (ROE).

Dalam memilih alternatif sumber dana perlu diketahui pada tingkat EBIT berapa, apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS atau ROE  sama. EBIT pada kondisi di atas disebut indifferent point.

Indifferent point adalah tingkat EBIT yang dapat menyamakan keuntungan bagi pemegang saham dengan berbagai kombinasi leverage factor. Leverage faktor merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri.

X (1 – T)   =  (X – c)(1- T)
     S1                           S2

Dimana :
X         = EBIT pada indifferent point
C         = bunga hutang (Rp)
t           = Pajak
S1           = Jumlah lembar saham bila dibelanjai modal sendiri
S2           = Jumlah lembar saham bila dibelanjai modal asing.



DAFTAR PUSTAKA
Ø    MANAJEMEN KEUANGAN Teori, Konsep dan Aplikasi.
Drs. H. SUTRISNO, MM,
Penerbit EKONISIA Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta
  

0 comments: